Di matamu aku terkurung,
bersama remang senja yang padam,
perlahan air mata menetes seperti luka,
memeluk bayanganmu yang tak pulang…
Dalam hening yang tak bersuara,
ada rasa yang menyentuh,
bukan pahit, bukan pula pedih yang meluruh,
hanya senyap merangkai kata,
tentang mimpi yang tak nyata,
seperti lirih menulis puisi,
dengan tinta dari tatap yang tak sempat…
Aku membaca setiap baitnya,
di antara helaan nafas yang terhenyak,
genggaman inipun terasa jauh,
antara rindu dan perpisahan yang tak selesai…
Tahukah kau?
Cinta adalah rantai lembut,
terbuat dari janji dan air mata yang tak kering,
Selembut embun di pucuk daun pagi…
Dan bila kau menoleh,
lihatlah; di balik luka yang kuseret dengan cinta
diam menelanku dalam ragu,
tertawan dalam belenggu yang kusebut rindu…








Tidak ada komentar:
Posting Komentar