dua puluh empat purnama telah kulalui
dan semua tetap sama
seperti embun yang enggan jatuh,
seperti doa yang terhenti di tenggorokan
tahukah kau
rindu tak pernah sembuh oleh waktu,
walau ia tak lagi serupa, tak lagi riuh
tapi tetap kukuh
kini malam hanya sunyi,
bersama nyanyian angin
lirih menyayat telinga,
dan aku hanyalah bayang
dari jiwa yang harus hidup
tanpamu,
tak ada warna,
tak ada cerita,
tiada segala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar