Digitalisasi Pembelajaran untuk Wujudkan Kelas Interaktif - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad

Senin, 15 September 2025

Digitalisasi Pembelajaran untuk Wujudkan Kelas Interaktif


SONATA
.id
– Melalui program Digitalisasi Pembelajaran yang dicanangkan Kemendikdasmen, ruang kelas kini hadir lebih dinamis, interaktif, sekaligus merata untuk semua anak di berbagai pelosok negeri.

 

“Digitalisasi pembelajaran menjadi upaya percepatan agar anak-anak Indonesia bisa mengejar ketertinggalan sekaligus terbiasa dengan keterampilan abad 21,” jelas Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto, dalam sebuah program SINIAR eps 12: Digitalisasi Pembelajaran pada kanal YouTube Kemdikdasmen. 

 

Dasar hukum penguatan program ini tercantum dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 yang menekankan revitalisasi satuan pendidikan, pembangunan sekolah unggul, hingga implementasi digitalisasi pembelajaran. Setiap sekolah akan memperoleh perangkat Papan Interaktif Pintar (smartboard) yang disebut Interactive Flat Panel (IFP) untuk menunjang proses belajar.

 

Berbeda dengan televisi pintar yang hanya menyajikan informasi satu arah, Papan Interaktif Pintar dirancang agar guru dan siswa dapat berkolaborasi langsung melalui layar sentuh. Kontennya bisa berupa teks, video, audio, gamifikasi, bahkan augmented reality.

 

“Anak-anak dapat memutar model jantung, memperbesar, memperkecil, dan menjawab soal interaktif di layar. Semua ini membuat pembelajaran lebih mudah dipahami sekaligus menyenangkan,” jelas Dirjen Gogot.

 

Digitalisasi Pembelajaran ini tidak hanya berupa perangkat, tetapi juga konten pembelajaran interaktif serta bimbingan teknis bagi guru agar mampu merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

 

“Ini satu paket. Tidak cukup hanya alat tanpa konten, atau konten tanpa pendampingan. Semuanya terintegrasi,” tambah Gogot.

 

Digitalisasi Pembelajaran kini dipandang sebagai salah satu pilar penting dalam mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.

 

Pilar inklusif menegaskan layanan merata tanpa kesenjangan, pilar adaptif mendorong adopsi teknologi dan keterampilan abad 21, sedangkan pilar partisipatif membuka ruang kontribusi guru dan komunitas dalam mengembangkan konten.

 

“Dengan digitalisasi, kita ingin menutup learning loss, memperkuat literasi, sekaligus menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman. Anak-anak kita tidak boleh tertinggal dari perkembangan teknologi dunia,” pungkas Dirjen Gogot.(sp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad